BERITA RAKYAT ACEH | Banda Aceh – Sejumlah Dosen Poltekkes Kemenkes Aceh melakukan edukasi Kesehatan Gigi bagi masyarakat di Desa Batoh dan Cot Masjid Kecamatan Lueng Bata, Banda Aceh.
Kegiatan ini sudah berlangsung sejak Mei hingga Agustus 2025 lewat home visit melalui buku SOGI (Sikat Gigi).
Kegiatan ini merupakan bentuk pengabdian kepada masyarakat dengan sasaran utama keluarga yang memiliki anak usia sekolah dasar.
Tujuan dari kegiatan ini adalah menanamkan pengetahuan, meningkatkan keterampilan, serta membangun kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut sejak dini.
‘Sikat Gigi merupakan salah satu strategi pemberdayaan masyarakat dalam meningkatkan asuhan keperawatan gigi dan mulut’, ujar Herry Imran, SKM, M. Pd, Minggu (14/9)
Sejumlah tim pengabdian Poltekkes Aceh ini diantaranya Herry Imran, SKM, M. Pd, Niakurniawati, S.SiT, MKM, Nasri, S.SiT, M. Pd, Drg. Cut Ratna Keumala, MKM dan Ratna Wilis, SKM, M. Kes
Menurutnya dengan pilihan metode home visit akan lebih memungkinkan terjadinya komunikasi yang lebih dekat, intensif, dan personal antara tim pengabdian dengan keluarga yang dituju.
Dengan pendekatan ini, kata Herry Imran, maka pesan kesehatan dapat disampaikan secara lebih efektif, disesuaikan dengan kebutuhan, kebiasaan, dan permasalahan kesehatan gigi yang dihadapi setiap keluarga dengan memberikan buku SOGI yang berfungsi sebagai media edukasi visual dan praktis yang mudah dipahami oleh berbagai kelompok usia.
Buku ini memuat panduan menyikat gigi yang benar, informasi tentang pemilihan pasta gigi berfluoride, pola makan yang mendukung kesehatan gigi, serta langkah-langkah sederhana pencegahan gigi berlubang dan penyakit periodontal.
Selain memberikan edukasi, kegiatan juga dilengkapi dengan praktik langsung menyikat gigi bersama anak dan orang tua dengan menggunakan buku SOGI sebagai panduan interaktif.
Melalui praktik ini, keluarga diharapkan mampu menerapkan keterampilan yang diperoleh secara mandiri di rumah.
Tim pengabdian juga memberikan konsultasi singkat terkait permasalahan gigi yang dialami masyarakat, serta menyarankan rujukan ke fasilitas kesehatan bila ditemukan kasus yang membutuhkan penanganan lebih lanjut.
Kegiatan ini mendapat respons positif dari masyarakat, ditunjukkan dengan antusiasme peserta serta meningkatnya kesadaran akan pentingnya menjaga kebersihan gigi dan mulut.
Melalui upaya ini, diharapkan tercipta perubahan perilaku kesehatan yang berkelanjutan, peningkatan kemampuan keluarga dalam merawat gigi secara mandiri, serta kontribusi nyata dalam menurunkan angka kejadian masalah kesehatan gigi di tingkat komunitas. (*)