Pakar Harimau Bahas Strategi Reduksi Konflik Manusia–Harimau melalui Pendekatan Ekologi dan Kearifan Lokal

BERITA RAKYAT ACEH I Banda Aceh – Pusat Riset Konservasi Gajah dan Biodiversitas Hutan (PKGB) Universitas Syiah Kuala menggelar kuliah tamu bertajuk “Reducing Human–Tiger Conflict through Ecological Management, Local Ecological Knowledge, and International Collaboration.” Kegiatan ini dihadiri lebih dari 300 peserta yang memadati Auditorium Lantai 3 FKIP USK, dengan antusiasme tinggi dari kalangan mahasiswa, akademisi, dan praktisi konservasi.(11/11/25)

Kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi lintas fakultas dan institusi, melibatkan Departemen Pendidikan Biologi FKIP USK, Program Studi Kehutanan Fakultas Pertanian USK, Program Studi Kedokteran Hewan USK, Program Studi Biologi FMIPA USK, Program Studi Tarbiyah Biologi UIN Ar-Raniry, Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Serambi Mekkah, serta Jurusan Kehutanan Sekolah Tinggi Ilmu Kehutanan (STIK) Pante Kulu.

Acara dibuka secara resmi oleh Prof. Mudatsir, M.Kes, selaku Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) USK, yang dalam sambutannya menekankan pentingnya sinergi antara riset, pendidikan, dan kolaborasi internasional dalam mendukung pelestarian satwa liar di Indonesia. Beliau turut didampingi oleh Prof. Abdullah, M.Si, selaku Kepala PKGB USK, yang menegaskan komitmen lembaga dalam memperkuat penelitian konservasi berbasis ilmu pengetahuan dan kearifan lokal.

Kuliah tamu ini menghadirkan dua narasumber utama, yaitu Joe Figel, pakar ekologi harimau dari Yayasan Konservasi Hutan Harimau, dan Erlinda C. Kartika, peneliti yang menekuni studi kearifan lokal dalam mitigasi konflik manusia dan harimau. Keduanya memaparkan secara mendalam bagaimana pendekatan ekologi dan pengetahuan tradisional masyarakat lokal dapat menjadi kunci dalam merancang strategi mitigasi yang berkelanjutan, adaptif, dan berpihak pada kesejahteraan manusia maupun kelestarian harimau Sumatra.

Para peserta menunjukkan antusiasme tinggi sepanjang kegiatan, terutama saat sesi diskusi interaktif yang membahas pengalaman lapangan dan penerapan strategi mitigasi berbasis komunitas di berbagai kawasan konservasi.

Melalui kegiatan ini, PKGB USK berharap dapat memperkuat jejaring riset konservasi satwa liar, sekaligus menumbuhkan kesadaran generasi muda terhadap pentingnya menjaga keseimbangan ekologi dan harmoni antara manusia dan satwa liar, khususnya harimau Sumatra sebagai ikon satwa endemik yang kian terancam.