BERITA RAKYAT ACEH l Semakin pesatnya perkembangan teknologi di era digital ini penggunaan media sosial Masyarakat semakin meningkat. Masyarakat pun pintar mengakses dan melihat informasi yang viral di media sosial. Media sosial merupakan sekelompok aplikasi yang berbasis internet yang dibangun atas dasar ideologis web 2.0 yang memungkinkan terjadinya pertukaran informasi dari penggunaannya (Kaplan & Haenlein, 2010 dalam Hartoyono, 2018). Sebuah survei menemukan bahwa media sosial telah mengambil porsi terbesar waktu masyarakat, yaitu mencapai lebih dari 30% dari seluruh persentase. Berkaitan dengan hal tersebut, salah satu waktu yang banyak masyarakat habiskan adalah untuk melihat atau menonton trend yang sedang viral. Laman media sosial terus dibanjiri dengan pembaharuan informasi, obrolan terhangat dan video atau gambar terbaru. Sehingga akan timbul sebuah fenomena yang disebut Fear of Missing Out (FoMO).
FoMO didefinisikan oleh Przybylski, Murayama, Dehan dan Gladwell (2013) sebagai kekhawatiran yang pervasif ketika orang lain memiliki pengalaman yang lebih memuaskan/berharga dan dicirikan dengan adanya dorongan untuk selalu terhubung dengan orang lain. Perasaan FoMO ini bisa menyerang semua jenis kelamin dan usia. Pengguna sosial media sering merasakan tertinggal jika tidak mengikuti trend-trend yang sedang viral. Tanpa disadari hal ini berpengaruh terhadap kesehatan mental dikarenakan seseorang merasa cemas dan gelisah lalu membandingkan kehidupannya dengan orang lain yang terlihat lebih menyenangkan atau lebih bahagia. Aktifivitas “memamerkan” secara daring di media sosial menjadi pemicu munculnya FoMO pada orang lain.
Dengan mengkaji penelitian yang dilakukan oleh para peneliti kita dapat melihat bagaimana degradasi kesejahteraan psikologis masyarakat yang mendorong perasaan depresi seperti kecemasan, ketergantungan pada sosial media, dan suasana negatif secara umum. Selain itu, FoMO juga sangat berhubungan dengan minimnya motivasi belajar terutama pada generasi muda. Karena otak remaja masih berkembang, remaja mungkin melakukan tindakan tersebut tanpa mempertimbangkan akibat jangka panjang. Kurangnya FoMO pada individu akan menyebabkan tidak stres dalam menggunakan sosial media, tidak mudah sensitif dengan apapun yang dilakukan orang lain dan tidak mudah menghiraukan umpan balik yang diberikan orang lain dalam unggahannya.
FoMO memberikan dampak dan bahaya jika dilakukan berkepanjangan. Dengan terjadinya FoMO bagi kehidupan seseorang dapat menyebabkan sulitnya individu menjadi kreatif. Lebih lagi menurut peneliti, dampak yang diberikan FoMO pada seseorang ini yaitu mempengaruhi kepercayaan diri seseorang dalam lingkungan kehidupan. Teori dalam psikologis telah mendukung bukti adanya FoMO pada masyarakat yang menggunakan sosial media di semua kalangan.
Safna Khairati
Nim. 2307101130016
Universitas Syiah Kuala
Jurusan Psikologi