BERITA RAKYAT ACEH l Banda Aceh – Salsabila sebagai desainer berdarah Aceh, dirinya mempunyai rasa cinta yang amat sangat dengan kearifan Lokal. Oleh karena itu, ia fokus mengenalkan pasar fesyen sebagai potensi pengenalan industri fesyen dan desainer lokal.
Salsabila, selaku owner Salsabilaocca bercerita awal mula dia memulai usaha desainer, Berbekal pengetahuan menjahit masih duduk dibangku kelas 1 SMK, pada tahun 2017 Salsabila mulai meniti karirnya di bidang fashion designer. Hanya belajar secara otodidak dia mulai membangun usaha yang diberi nama Oca style.
Kini dia sudah memiliki dua store yang berada di Beurawe dan satu store lagi berada di Ateuk Pahlawan dengan gabungan bersama desainer ternama lainnya yang ada di Aceh. Biasanya Salsabila melaunching series brandnya dalam sebulan bisa sekali atau dua kali atau bahkan bisa lebih.
“Makin populernya produk dan desainer lokal kita juga akan berkontribusi pada pengembangan ekonomi masyarakat. Peninggalan sejarah fashion yang ada di Aceh sendiri patut dilestarikan karena memiliki keunikan dan daya tarik yang luar biasa dimata dunia, “ jelasnya.
Ia bercerita, berbekal pengetahuan menjahit masih duduk dibangku kelas 1 SMK, pada tahun 2017 Salsabila mulai meniti karirnya di bidang fashion designer. Hanya belajar secara otodidak dia mulai membangun usaha yang diberi nama Oca style.
“Kebetulan ini saya masih di kelas 1 SMK, sebelum SMK saya juga sudah bisa menjahit,” katanya.
Awal mulanya Salsabila mulai menjahit baju dari rumahnya yang beralamat di Desa Ateuk Pahlawan, Kecamatan Baiturrahman, Banda Aceh. Saat itu dia hanya bekerja sendiri tanpa bantuan dari siapapun.
“Awalnya saya kerja sendiri mulai dari potong pola, menjahit sampai memasarkannya,” jelas Salsabila.
“Dulu namanya Oca style tapi udah ganti sekarang, dulu itu masih dirumah saya bikinnya dan belum ada tim seperti sekarang,” tambahnya
Kini dia sudah memiliki dua store yang berada di Beurawe dan satu store lagi berada di Ateuk Pahlawan dengan gabungan bersama desainer ternama lainnya yang ada di Aceh. Ia juga merupakan salah satu binaan Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Provinsi Aceh.
Brand baju lokal ini, mulai dikenal oleh banyak orang hingga akhirnya Salsabila mengganti nama brand menjadi Salsabilaoca dan saat ini sudah dikenal sampai ke negeri Jiran, Malaysia.
“Kualitas bahan dan desain dari para desainer lokal kita bisa bersaing secara global. Makanya kita terpanggil untuk menggelar fashion show agar desainer kita makin dikenal,” katanya.
Kini dia sudah memiliki dua store yang berada di Beurawe dan satu store lagi berada di Ateuk Pahlawan dengan gabungan bersama desainer ternama lainnya yang ada di Aceh. Biasanya Salsabila melaunching series brandnya dalam sebulan bisa sekali atau dua kali atau bahkan bisa lebih.
Ia mengatakan, hasil desainnya tersebut banyak dipesan atau ada yang meminta jasa desain, tergantung dari momen tertentu, seperti menjelang puasa atau hari lebaran, biasanya dia bisa mengeluarkan sampai tiga series sebulannya.
“Tidak menentu series yang dilaunching bisa jadi sebulan sekali atau sebulan dua kali. Ini momentnya mau lebaran, dalam sebulan kita prepare 3 series karena jelang puasa, dan akhir bulan ini di launching dan saya kerjasama dengan Wardah cosmetic,” sebutnya.
Ada beberapa series yang paling best seller dan menjadi incaran konsumen, yaitu Nayanika series 2019, Tamara series 2020, Putroe Phang series 2021, Putroe Phang series vol 2 2022, Indrapatra series 2022 dan series terakhir yaitu Chaya series collaboration with wardah cosmetic 2022 yang akan launching pada bulan Maret mendatang.
Selain itu, untuk berbelanja di store Salsabila ini, dia memberikan tiga layanan kepada konsumen sesuai dengan permintaannya. Untuk layanan pertama, konsumen dapat mengunjungi storenya maupun media sosial dengan langsung memilih baju siap jadi seperti blouse dan motif yang yang diinginkan.
Selanjutnya layanan costumed, dimana layanan ini akan diservice langsung oleh ownernya dengan memilih brand yang limited edition, mulai dari pemilihan motif sampai menjahit desain yang diinginkan oleh konsumen.
“Biasanya ini kita jahit bahan tenun yang premium lah,” ucapnya. Yang merupakan salah satu pelaku usaha yang juga binaan Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Provinsi Aceh.
Sedangkan untuk layanan ketiga, dia juga hanya menjual desain tanpa melakukan menjahit baju dari konsumen.” Kita juga desain aja, kalau misalnya dia mau jahit ke tempat orang lain,” ujarnya.
Untuk harga baju yang dijual mulai dari Rp. 200.000 dengan kategori baju blouse atau baju yang sehari-hari digunakan. Sementara untuk baju eksklusif yang mengalami proses penenunan bisa sampai Rp. 2.000.000 keatas. Biasanya brand Salsabilaoca ini dipasarkan ke Aceh, Surabaya, Jakarta bahkan sampai Malaysia.
Dia mengatakan untuk konsumen yang dari luar Aceh kebanyakan memesan series tenun. Sementara untuk pelanggan dari Aceh sendiri biasanya memesan dengan series baju blouse saja.
“Banyak permintaan disini itu dari mahasiswa dan ibu muda, kalau series tenun permintaan banyak dari luar Aceh karena saya aktif Fashion Show luar Aceh, kayak kemarin saya baru pulang dari internasional mode festival di Jakarta, maka kemarin saya tampil di sana dan dapat klien baru,” sebutnya.
Untuk omsetnya rata-rata perbulan bisa mencapai Rp. 7-8 juta, sementara untuk bulan puasa dan hari lebaran bisa mencapai Rp. 20 juta keatas. Jika ingin memesan brand Salsabilaoca ini bisa langsung mengunjungi storenya atau melakukan pemesanan secara online di Instagram @Salsabilaoca.(*)