BERITA RAKYAT ACEH I Banda Aceh – Sebagai wujud kepedulian terhadap anak-anak disabilitas, dua dosen dari Politeknik Kesehatan Kemenkes Aceh, Eka Sri Rahayu, S.S.T, MKM dan Dr. Reca, S.ST, M.Kes bersama mahasiswa Program Studi Sarjana Terapan Terapi Gigi, melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat bertajuk “Peningkatan Kesehatan Gigi Anak Disabilitas Melalui Pelayanan Asuhan Kesehatan Gigi Berbasis Home Care”. Kegiatan ini berlangsung di SLB Negeri Pembina Provinsi Aceh pada awal Juni 2025 dan mendapat antusiasme tinggi dari pihak sekolah maupun orang tua siswa.
Kegiatan ini dirancang untuk memberikan pelayanan kesehatan gigi yang komprehensif, dengan pendekatan home care yang menyesuaikan pelayanan berdasarkan kenyamanan dan kondisi spesifik tiap anak. Dalam pelaksanaannya, tim pengabdian melakukan edukasi interaktif kepada siswa, guru, dan orang tua, serta pemeriksaan gigi dan mulut, diikuti dengan tindakan promotif dan preventif sesuai dengan kebutuhan individu anak.
Menurut Eka Sri Rahayu, kegiatan ini merupakan bentuk nyata kontribusi akademik sekaligus pengalaman belajar langsung bagi mahasiswa. “Kami ingin membentuk generasi terapis gigi yang tidak hanya kompeten, tetapi juga memiliki kepekaan dan empati dalam merawat kelompok rentan, khususnya anak-anak disabilitas,” ungkapnya.
Senada dengan itu, Dr. Reca menambahkan bahwa pendekatan home care sangat tepat diterapkan di lingkungan pendidikan khusus. “Metode ini membuat anak lebih nyaman, dan pelibatan aktif orang tua serta guru pendamping membuat intervensi kesehatan menjadi lebih efektif dan berkelanjutan,” jelasnya.
Kepala SLB Negeri Pembina Provinsi Aceh, Ibu Yossi Novianti, SE, S.Pd menyampaikan sambutannya dengan penuh semangat. Ia mengaku sangat antusias dan mengapresiasi langkah yang dilakukan oleh tim dari Poltekkes Kemenkes Aceh. “Kami merasa sangat terbantu dengan adanya kegiatan ini. Banyak dari anak-anak kami yang belum mendapatkan pelayanan kesehatan gigi secara optimal. Kehadiran dosen dan mahasiswa ini membawa harapan baru bagi kami. Semoga kerja sama ini bisa terus berlanjut di masa depan,” ujar Bu Yossi
Beliau juga menekankan bahwa pentingnya pendekatan yang humanis dan menyeluruh dalam mendampingi anak-anak disabilitas, terutama dalam aspek kesehatan yang kerap terabaikan. Kegiatan pengabdian ini tak hanya meninggalkan kesan mendalam bagi para peserta didik, namun juga menjadi pengalaman berharga bagi mahasiswa dalam menjalankan peran mereka sebagai tenaga kesehatan di masa depan. Dengan semakin meningkatnya kesadaran akan pentingnya kesehatan gigi dan mulut bagi anak-anak disabilitas, diharapkan tercipta lingkungan yang lebih inklusif, sehat, dan penuh kasih dalam mendukung tumbuh kembang mereka secara optimal.