BPMA dan JSMI Aceh Resmi Deklarasikan Forum Pewarta Migas Aceh

BERITA RAKYAT ACEH | Banda Aceh – Badan Pengelolaan Migas Aceh (BPMA) bersama Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) Aceh resmi mendeklarasikan pembentukan Forum Pewarta Migas Aceh (FPMA). Deklarasi tersebut digelar di Hotel Kryiad Muraya Banda Aceh, Rabu (19/11/2025), sebagai bagian dari rangkaian Musyawarah Daerah (Musda) ke-II JMSI Aceh.

Dalam deklarasi itu, BPMA dan JMSI sepakat menunjuk Gito Rolis sebagai Ketua FPMA. Selain Gito, sejumlah nama yang turut menjadi deklarator sekaligus anggota FPMA adalah Akhiruddin Mahyuddin, Muhammad Irfan, Hendra Saputra, Ismail, dan Iranda Novandi.

Penyerahan Bendera Deklarasi dilakukan oleh Ketua JMSI Aceh, Hendro Saky, yang disaksikan langsung oleh Kepala BPMA, Nasri Djalal. Momen tersebut sekaligus menandai pengukuhan FPMA sebagai forum resmi yang mewadahi jurnalis Aceh yang fokus pada isu dan pemberitaan sektor migas.

Dalam sambutannya, Ketua JMSI Aceh, Hendro Saky, menegaskan bahwa pembentukan FPMA merupakan langkah penting untuk memperkuat peran pers dalam sektor energi.

“Kita ingin pers Aceh menjadi kuat, berwibawa, dan dihormati. FPMA harus tampil sebagai contoh dalam menulis dengan etika, mengawasi dengan keberanian, dan melayani publik dengan integritas, terutama pada sektor migas yang sangat strategis,” ujarnya.

Hendro menambahkan bahwa pers memiliki fungsi kontrol yang tidak boleh dilemahkan, sehingga kehadiran FPMA diharapkan mampu mendorong transparansi, mempertegas akuntabilitas, serta memastikan bahwa tidak ada informasi yang kabur atau disalahgunakan dalam proses tata kelola migas di Aceh.

FPMA dibentuk sebagai ruang kolaborasi bagi para jurnalis yang selama ini mengikuti isu eksplorasi, produksi, investasi, dan dinamika kebijakan migas di Aceh. Forum ini diharapkan dapat memperkuat kapasitas jurnalistik, meningkatkan pemahaman teknis, dan memproduksi pemberitaan yang akurat, mendalam, serta berpihak pada kepentingan publik.

“Dengan adanya FPMA, jurnalis Aceh diharapkan mampu menjadi mitra strategis bagi pemerintah, industri, dan masyarakat dalam membangun ekosistem migas yang inklusif, berintegritas, dan berkelanjutan,” kata Hendro.

Sementara itu, Ketua FPMA, Gito Rolis, menyampaikan terima kasih atas amanah yang diberikan kepadanya.

“Saya mengucapkan terima kasih kepada JMSI Aceh dan BPMA yang telah mempercayakan saya sebagai Ketua FPMA. Ini bukan tugas ringan, tetapi tanggung jawab besar untuk memastikan pemberitaan migas di Aceh benar-benar berkualitas dan bermanfaat bagi publik,” ujarnya.

Gito juga menegaskan komitmennya dalam menjalankan tugas sebagai ketua. “Ke depan, FPMA akan fokus membangun kapasitas anggotanya melalui pelatihan, kunjungan lapangan, dan kerja-kerja kolaboratif. Kita ingin wartawan Aceh tidak hanya mampu menulis berita migas, tetapi memahami substansi teknis, ekonomi, dan sosialnya,” katanya.

Ia menambahkan bahwa penguatan literasi energi sangat penting mengingat sektor migas menyangkut hajat hidup orang banyak. “Kami ingin FPMA menjadi jembatan informasi yang kredibel antara masyarakat, pemerintah, dan industri. Tugas kami adalah memastikan setiap informasi migas yang sampai ke publik dapat dipertanggungjawabkan dan tidak menimbulkan bias ataupun kepentingan sempit,” tegasnya.

Dengan deklarasi ini, FPMA diharapkan menjadi wadah profesional bagi para pewarta migas Aceh dalam mengawal transparansi, menjaga integritas pemberitaan, dan memastikan bahwa sektor energi di Aceh dikelola dengan benar serta memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi masyarakat.