BERITA RAKYAT ACEH | Aceh Besar – Para siswa sekolah menengah kejuruan (SMK) diarahkan untuk siap menghadapi dunia kerja dan industri (DUDI). Karena itu, salah satu cara pembelajaran yang digunakan di SMK yaitu Teaching Factory (TeFa). Model pembelajaran ini berbasis produksi yang mengacu pada standar dan prosedur serta dilaksanakan dalam suasana seperti yang terjadi di industri.
Guna meningkatkan pemahaman dan keterampilan guru dalam menerapkan model pembelajaran tersebut, SMKN 1 Al Mubarkeya menyelenggarakan pelatihan Pengembangan Teaching Factory Berbasis Budaya Kerja di ruang guru pada 16 Juni 2023.
Pelatihan ini bertujuan untuk membekali para guru tentang cara menyusun struktur organisasi teaching factory, merencanakan produk teaching factory, menyusun jadwal blok dan merencanakan pemasaran.
Menurut Yeni Putri Sari, SPdI yang merupakan ketua pelaksana menyebutkan, pembelajaran TeFa merupakan kolaborasi antara sekolah dan industri, yang mana hal tersebut dapat digunakan untuk belajar dan bekerja.
“TeFa juga berkontribusi untuk meningkatkan kesiapan kerja siswa sebelum benar-benar terjun di lingkungan industri yang sebenarnya,” terangnya.
Pelatihan ini diikuti sebanyak 45 peserta. Adapun pemateri yang dilibatkan yaitu T Muamar Indra Akbarsyah, S.St.Pi., M.Tr.P dari SUPM Ladong, yang menyampaikan materi Konsep TEFA, Penentuan Produk, Pembuatan Jadwal Blok, Pembuatan RPP dan Jobsheet dan Budaya Industri.
Kepala SMKN 1 Al Mubarkeya Sukmanil Fuadi, SAg, MPd menjelaskan bahwa SMK merupakan replikasi dari industry. Dengan model ini, diharapkan siswa belajar dalam situasi seperti dalam industri. Terkait model ini terdapat beberapa aspek yang perlu diperhatikan di antaranya dapat menghantarkan pada kompetensi peserta didik, berkualitas dan bernilai jual sesuai kebutuhan pasar.
Selain itu, dibutuhkan tahap yang berkelanjutan, dan lama proses produk serta lama pengerjaannya sesuai jadwal pembelajaran.
“Perencanaan produk adalah persiapan untuk semua langkah yang diperlukan untuk melaksanakan produksi dan pasca-produksi suatu proyek,” jelasnya.
Lewat TeFa, produk yang dihasilkan siswa benar-benar harus sesuai standar pasar dan industri. Produk yang dihasilkan juga bisa bersaing di pasar, dari sisi harga, mutu, delivery dan penilaian pasar, diharapkan omzet, produk atau jasa meningkat serta memiliki harga tawar dan mampu bersaing dengan produk dari industri.