Dosen Farmasi Poltekkes Kemenkes Aceh Pendekatan Self Management Edukasi Terhadap Penderita Diabetes Mellitus

BERITA RAKYAT ACEH I Banda Aceh – Diabetes Mellitus masih menjadi salah satu penyakit kronis yang membutuhkan perhatian serius, terutama dalam hal pengelolaan mandiri oleh penderita. Edukasi mengenai self management menjadi salah satu pendekatan penting untuk membantu pasien mengontrol kadar gula darah, memperbaiki gaya hidup, dan mencegah komplikasi jangka panjang.

Dosen Program Studi Farmasi Politeknik Kesehatan (Poltekkes) Kemenkes Aceh melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat dengan tema Pendekatan Self Management Edukasi Terhadap Penderita Diabetes Mellitus. Kegiatan ini berlangsung di tiga lokasi berbeda, yaitu Puskesmas Banda Raya Kota Banda Aceh, Puskesmas Bendahara Kabupaten Aceh Singkil, dan Puskesmas Lhokbengkuang Kabupaten Aceh Selatan.

Kegiatan ini dipimpin oleh Dr. Irwana Wahab, SKM, M.Si, bersama tim dosen Asri Jumadewi dan Fitriana, S.Pd, M.Si. Mereka didampingi oleh mahasiswa Teknologi Laboratorium Medik untuk memberikan edukasi, pemeriksaan sederhana, serta simulasi perawatan mandiri bagi penderita diabetes.

Dr. Irwana Wahab, SKM, M.Si, menjelaskan bahwa penderita diabetes perlu memiliki kemampuan mengatur pola makan, aktivitas fisik, konsumsi obat, serta pemantauan kadar gula darah secara mandiri. “Pendekatan self management sangat penting agar penderita dapat mengontrol penyakitnya setiap hari. Edukasi ini diharapkan meningkatkan pemahaman dan motivasi pasien untuk menjaga kesehatannya secara berkelanjutan,” ungkapnya.

Dalam pelaksanaannya, peserta mendapatkan penjelasan tentang prinsip gizi seimbang, teknik pemantauan gula darah di rumah, pentingnya olahraga teratur, serta cara mengenali tanda-tanda hipoglikemia dan hiperglikemia. Selain itu, tim juga membagikan leaflet edukasi yang berisi panduan praktis pengelolaan diabetes.

Asri Jumadewi menambahkan, “Kegiatan ini menjadi upaya mendekatkan ilmu pengetahuan kepada masyarakat. Harapannya, pasien tidak hanya bergantung pada layanan kesehatan, tetapi juga mampu merawat dirinya dengan baik di rumah.”

Fitriana, S.Pd, M.Si, menegaskan bahwa edukasi semacam ini penting dilakukan secara berkelanjutan. “Dengan pemahaman yang baik, penderita diabetes bisa meningkatkan kualitas hidupnya, mengurangi risiko komplikasi, dan tetap produktif dalam aktivitas sehari-hari,” tutupnya.
Sejumlah peserta kegiatan turut memberikan tanggapannya. Fatimah, salah satu pasien diabetes dari Banda Aceh, mengaku kegiatan ini sangat bermanfaat. “Selama ini saya sering bingung bagaimana mengatur makan. Setelah ikut kegiatan ini, saya jadi tahu makanan apa yang aman, dan bagaimana mengukur gula darah sendiri di rumah,” ujarnya.

Sementara itu, Abdullah, peserta dari Aceh Selatan, merasa kegiatan ini membuka wawasannya. “Saya baru paham kalau olahraga ringan seperti jalan kaki 30 menit setiap hari bisa membantu menurunkan gula darah. Terima kasih kepada tim dosen yang sudah menjelaskan dengan sabar,” katanya.

Selain edukasi, kegiatan ini juga menjadi sarana untuk mempererat kerja sama antara perguruan tinggi dengan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama. Diharapkan, ke depan akan ada lebih banyak inovasi dalam pemberdayaan masyarakat, khususnya dalam menghadapi penyakit tidak menular seperti diabetes.