BERITA RAKYAT ACEH | Banda Aceh – Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Aceh kembali menegaskan perannya sebagai fasilitator strategis antara dunia usaha dan pemerintah, dengan memfasilitasi kunjungan resmi delegasi UNESCO bersama grup bisnis dari China dan Malaysia ke Pemerintah Aceh.
Tepat pukul 10.00 WIB, rombongan delegasi diterima di Kantor Gubernur Aceh oleh Kepala Biro Administrasi Pembangunan Setda Aceh, Ir. T. Robby Irza, S.SiT, MT dan Kepala Biro Perekonomian, Zaini Zubir, S.Sos, MM.
Sebelumnya, Kadin Aceh telah melakukan koordinasi dengan Asisten II Setda Aceh, memastikan pertemuan berlangsung hangat dan produktif.
Wakil Ketua Umum Kadin Aceh, *TAF Haikal*, dalam sambutan pengantarnya menyampaikan bahwa audiensi ini adalah bentuk *“assalamu’alaikum”* resmi dari delegasi internasional, sebagai bentuk penghormatan dan niat baik untuk menjalin kerja sama di berbagai bidang, terutama warisan budaya dan investasi ekonomi. Delegasi UNESCO terdiri dari para profesor pakar warisan (heritage) dunia : Dong Wei, Professor pada School of Architecture, Universitas Southeast, Li Wenyue, Bidang Perencanaan, pada Universitas Southeast bidang Architectural Design/Research Institute Co., Ltd., dan Wang Yan, asisten dibidang Research. Sementara itu delegasi investasi hadir dari sektor Minyak & Gas, pembangunan perumahan, Industri perikanan, Yang Zhou, Ketua Chinese Association Group, Yang Jiushan, Penasihat Teknis Senior Chinese Association Group dan former General Representative Shell Oil di China. Bersama delegasi investasi juga hadir Dato’ Mohd Shukri bin Buyung, Dato’ Franco Ho Weng On, Dato’ Chi Te Chen dan Peng Shih Ming, mereka tertarik dan membawa minat kuat terhadap potensi ekonomi serta pariwisata Aceh.
Pemerintah Aceh memaparkan secara komprehensif kekayaan sejarah dan potensi ekonomi strategis Aceh: dari kisah peradaban dan kejayaan Aceh masa lalu, jejak tsunami 2004, hingga kekuatan sektor unggulan seperti kopi Gayo, kelapa sawit, perikanan, migas, KEK Arun, hingga kawasan Freeport dan Free Trade Zone Sabang.
Kepala Biro Administrasi Pembangunan, T. Robby Irza, S.SiT, MT menekankan pentingnya misi delegasi UNESCO untuk melakukan riset kebencanaan di kawasan Lhoong, Aceh Besar, serta situs Gua Ek Leuntie — yang diyakini menyimpan pola sedimen tsunami masa lampau. Kajian ini sangat penting untuk penulisan sejarah dan mitigasi bencana masa depan. Khusus untuk misi UNESCO delegasi akan mengunjungi pihak Universitas bertemu beberapa akademisi terkait.
Kadin Aceh menyampaikan dukungan penuh terhadap inisiatif kolaboratif ini. *“Kami terus menggerakkan jejaring nasional dan internasional untuk menjembatani para pelaku usaha dan investor agar bermitra dalam membangun Aceh. Kadin adalah mitra strategis pemerintah di bidang ekonomi, sebagaimana diamanahkan dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1987*,” tegas TAF Haikal.
Pertemuan ditutup dengan pertukaran cenderamata antar institusi sebagai simbol silaturahmi dan komitmen kerja sama. Sebelum meninggalkan kantor gubernur, pimpinan delegasi, Dato’ Mohd Shukri bin Buyung menutup pertemuan dengan ucapan penuh harap: “Kami mohon doa untuk misi kami di Sabang. Assalamu’alaikum,” tuturnya dengan logat khas Malaya.[*]
__
📝
Sktr kdn aceh
DE