KADIN Aceh Terima Kunjungan Tim BSI Pusat dan BSI Regional Aceh

BERITA RAKYAT ACEH | Banda Aceh – Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Aceh menerima kunjungan silaturahmi Tim Bank Syariah Indonesia (BSI) Pusat dan BSI Regional Aceh di Kantor KADIN Aceh, Kamis malam (14/08/2025) pukul 19.45 WIB. Pertemuan yang direncanakan berlangsung pada hari Kamis sore tersebut bergeser ke malam hari karena jadwal kedua lembaga ini yang sangat padat.

Kunjungan dipimpin oleh jajaran manajemen BSI pusat yang hadir untuk mempererat hubungan kemitraan strategis sekaligus berdiskusi seputar peluang dan perkembangan usaha di Aceh. Terutama pengembangan sektor UMKM dengan mendapatkan akses pembiayaan dengan skema yang lebih mudah.

Ketua Umum KADIN Aceh, Ir. H. Muhammad Iqbal, diwakili oleh Wakil Ketua Bidang Organisasi, Muhammad Mada, bersama beberapa pengurus KADIN Aceh lainnya. Pertemuan berlangsung dalam suasana hangat dan penuh semangat kolaborasi, membahas potensi ekonomi daerah, strategi penguatan ekosistem usaha, serta peluang kemitraan yang dapat memberikan manfaat bagi pelaku usaha dan masyarakat.

*Muhammad Mada menyampaikan apresiasi atas kunjungan BSI.*

> “Kami menyambut baik dukungan BSI dalam memajukan perekonomian Aceh. Sinergi ini diharapkan mampu menjadi katalisator pertumbuhan usaha di berbagai sektor, sekaligus memperkuat daya saing pelaku usaha lokal,” ujarnya.

Sementara itu, perwakilan BSI menegaskan komitmen untuk terus menjadi bagian dari pembangunan ekonomi Aceh melalui pembiayaan syariah yang inklusif dan berkelanjutan.

> “Kami melihat potensi besar Aceh, khususnya pada sektor usaha yang memiliki basis komunitas kuat. BSI siap bersinergi dengan KADIN Aceh dalam mengembangkan model bisnis yang memberi manfaat luas bagi masyarakat,” termasuk menyiapkan produk-produk layanan baru yang inovatif dan memudahkan akses bagi sektor UMKM, kata perwakilan BSI Pusat.

Pertemuan diakhiri dengan pertukaran pandangan terkait penguatan literasi keuangan syariah, dukungan pembiayaan produktif, dan peluang investasi berbasis potensi lokal. Kedua pihak sepakat untuk menindaklanjuti hasil diskusi dengan langkah konkret demi mendorong pertumbuhan ekonomi Aceh yang inklusif dan berdaya saing.[*]