BERITA RAKYAT ACEH | Banda Aceh – Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh, Almuniza Kamal, mendesak agar sosialisasi penggunaan QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) semakin digencarkan menjelang berlangsungnya Pekan Olahraga Nasional (PON) yang akan dilaksanakan di Aceh pada tahun 2024. Selain itu, Almuniza juga mengharapkan agar biaya administrasi transaksi menggunakan QRIS selama event besar ini dapat digratiskan, guna mempermudah semua pihak yang terlibat.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Almuniza Kamal dalam rapat Koordinasi Implementasi Penggunaan QRIS bagi Pelaku Usaha yang berlangsung di Ruang Rapat Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Aceh, pada Kamis, 8 Agustus 2024. Rapat tersebut dihadiri oleh perwakilan dari Kantor Bank Indonesia Provinsi Aceh, Bank Syariah Indonesia (BSI), Bank Aceh, serta instansi terkait lainnya.
Rapat ini digelar sebagai tindak lanjut dari instruksi Pj Gubernur Aceh, Bustami Hamzah, yang menginginkan agar penggunaan sistem pembayaran elektronik, termasuk QRIS, dapat diterapkan secara optimal dalam mendukung kelancaran PON Aceh.
Dalam arahannya, Bustami Hamzah menekankan pentingnya memfasilitasi penggunaan QRIS dan pembayaran berbasis elektronik di tempat-tempat usaha yang ada di Aceh. Hal ini diharapkan bisa memberikan kemudahan bagi para kontingen PON, pengunjung, maupun wisatawan yang datang ke Aceh. “Penggunaan QRIS tidak hanya memudahkan transaksi selama PON berlangsung, tetapi juga dapat membantu perekonomian daerah menjadi lebih terstruktur dan efisien,” ujar Almuniza Kamal.
Almuniza juga menyampaikan bahwa rapat ini merupakan langkah awal untuk mengoptimalkan penggunaan QRIS di Aceh, khususnya selama PON. Ia menjelaskan bahwa penggunaan QRIS akan memberikan kemudahan dalam bertransaksi bagi atlet dan pengunjung yang membeli produk dari pelaku ekonomi kreatif atau berkunjung ke destinasi wisata. Menurutnya, dengan sistem pembayaran yang lebih modern dan efisien, masyarakat, termasuk para wisatawan, akan merasa lebih nyaman dalam melakukan transaksi, sehingga dapat meningkatkan perputaran ekonomi di Aceh.
Selama PON berlangsung, Bank Syariah Indonesia (BSI) dan Bank Aceh berkomitmen untuk menambah sejumlah mesin ATM dan merchant QRIS di beberapa titik lokasi strategis di Aceh. Dengan tambahan ini, diharapkan tidak ada kendala terkait metode pembayaran bagi para pengunjung maupun peserta PON. Almuniza berharap penggunaan QRIS selama perhelatan PON dapat berjalan lancar tanpa hambatan teknis, sehingga tidak ada kendala dalam bertransaksi.
“Kami berharap bisa membentuk tim kecil yang berkoordinasi langsung dengan Bank Indonesia, serta mendata para pelaku usaha yang belum menyediakan transaksi pembayaran online untuk segera beralih ke QRIS. Tim ini akan bekerja secara langsung ke lapangan untuk memastikan sistem ini dapat diterapkan dengan baik,” kata Almuniza. Ia juga menekankan bahwa penting bagi perbankan untuk menghapuskan biaya administrasi transaksi selama PON berlangsung, agar pelaku ekonomi kreatif, khususnya UMKM, bisa lebih termotivasi untuk menggunakan QRIS.
Selain itu, Almuniza menambahkan bahwa selama PON Aceh juga akan digelar 18 event wisata yang diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh (Disbudpar), Balai Pelestarian Kebudayaan, UMKM, serta Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf RI) dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek RI). Dengan adanya event-event ini, diharapkan dapat menarik lebih banyak wisatawan untuk berkunjung ke Aceh, dan QRIS bisa menjadi salah satu solusi pembayaran yang memudahkan mereka.
Kepala Tim Implementasi Kebijakan Sistem Pembayaran (TIKSP) Bank Indonesia Provinsi Aceh, Rachmat Ryanto, menambahkan bahwa penggunaan QRIS di Aceh sangat penting untuk meningkatkan transparansi dan efisiensi birokrasi dalam setiap transaksi. Ia juga mengungkapkan, penggunaan QRIS diharapkan dapat membantu memperlancar transaksi selama PON dan kegiatan wisata lainnya.
“Kedepannya kita harus fokus pada bagaimana QRIS bisa memberikan manfaat maksimal, baik bagi pelaku usaha maupun masyarakat Aceh. Dengan sistem ini, kita bisa meningkatkan akuntabilitas dalam transaksi dan memastikan bahwa penerimaan retribusi daerah berjalan dengan baik,” ujar Rachmat Ryanto.
Lebih lanjut, Rachmat menyebutkan bahwa penggunaan QRIS sudah diterapkan dengan baik di beberapa negara, termasuk Arab Saudi, yang memanfaatkan sistem ini untuk mempermudah transaksi dalam sektor pariwisata dan perhotelan. “QRIS dapat menjamin akuntabilitas dan mempermudah berbagai transaksi di sektor publik, seperti retribusi parkir atau pembayaran tiket destinasi wisata,” tutupnya.
Dengan adanya dukungan penuh dari berbagai pihak dan penggunaan QRIS yang optimal, PON ke-XXI di Aceh diharapkan dapat berjalan dengan lancar, memberikan dampak positif bagi perekonomian, serta meningkatkan daya tarik Aceh sebagai destinasi wisata unggulan.(*)