Kafilah Aceh Tutup STQH Nasional 2025 dengan capaian Empat Gelar Juara 

BERITA RAKYAT ACEH I Kendari – Kafilah Aceh berhasil menorehkan prestasi membanggakan dalam ajang Seleksi Tilawatil Qur’an dan Musabaqah Al-Hadist (STQH) Tingkat Nasional ke-28 Tahun 2025 yang berlangsung di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara.

Meski belum masuk dalam jajaran 10 besar, Aceh pulang dengan membawa empat gelar juara harapan, tiga di antaranya berasal dari cabang Tahfiz Al-Qur’an.

Ajang bergengsi yang resmi ditutup pada Sabtu malam 18 oktober 2025 .ini menjadi momentum penting yang kembali mengukuhkan nama Aceh dalam peta nasional sebagai daerah yang konsisten dalam pembinaan generasi Qur’ani.

Ketua Rombongan Kafilah Aceh sekaligus Kepala Dinas Syariat Islam (DSI) Aceh, Zahrol Fajri, S.Ag., M.H., menyampaikan bahwa hasil yang diraih bukan sebuah kegagalan melainkan bentuk dinamika dalam kompetisi tingkat nasional.

“Peringkat ke 14 yang diraih Aceh bukanlah keterpurukan, Ada yang menang ada yang belum berhasil. Itu hal biasa Yang terpenting, nama Aceh tetap berkibar dan tersiar di seluruh Indonesia,” ujar Zahrol Fajri, Minggu (19/10/2025).

Berikut adalah daftar juara yang diraih oleh Kafilah Aceh:

M. Syaqi Dibran Pratama – Juara Harapan I Golongan Tahfiz 20 Juz Putra

Dhiaus Syahmi – Juara Harapan I Golongan Tahfiz 5 Juz dan Tilawah Putra

Khiyarullah – Juara Harapan II Golongan Tahfiz 30 Juz Putra

Zahrol juga mengakui adanya tantangan signifikan dalam aspek persiapan. Dibandingkan dengan provinsi peraih juara umum seperti Kalimantan Timur, DKI Jakarta, dan Jawa Timur, kafilah Aceh menjalani Training Center (TC) dengan durasi dan anggaran yang sangat terbatas.

“Kafilah provinsi lain melaksanakan TC dan karantina hingga 11 bulan dengan anggaran miliaran rupiah, bahkan memindahkan peserta ke ibu kota provinsi demi fokus latihan,” ungkap Zahrol.

Zahrol menambahkan beberapa provinsi mengalokasikan anggaran khusus untuk tryout internasional ke negara-negara seperti Malaysia, Brunei Darussalam, Turki, Iran, hingga Arab Saudi, guna membekali peserta dengan pengalaman dan wawasan global.

Sementara itu, Kafilah Aceh hanya mampu melaksanakan TC selama 26 hari, dengan dukungan anggaran yang sangat terbatas.

Zahrol berharap ke depan akan ada perhatian dan dukungan lebih besar dari semua pihak, agar Aceh mampu bersaing lebih kompetitif di tingkat nasional maupun internasional dalam ajang serupa.(*)