BERITA RAKYAT ACEH | Banda Aceh — Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) RI menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) Penguatan Pasar Kerja Daerah di Hotel Rasamala, Banda Aceh, Rabu (8-9/10/2025). Kegiatan ini bertujuan memperkuat sinergi antara pemerintah, dunia usaha, dan dunia industri dalam mengurangi pengangguran dan mengatasi ketidaksesuaian kompetensi tenaga kerja dengan kebutuhan pasar kerja (mismatch).
Tenaga kerja yang kompeten dan relevan dengan kebutuhan industri merupakan aset penting dalam mewujudkan efisiensi usaha dan peningkatan produktivitas. Kompetensi yang sesuai akan berdampak langsung terhadap efisiensi proses produksi barang dan jasa, serta memperkuat daya saing produk di pasar.
Namun, kondisi di lapangan menunjukkan sebagian besar tenaga kerja belum memiliki kompetensi yang selaras dengan kebutuhan dunia usaha dan dunia industri (DUDI). Akibatnya, produktivitas menjadi rendah dan biaya produksi meningkat. Fenomena inilah yang disebut sebagai mismatch dalam pasar tenaga kerja.
Menjawab tantangan tersebut, Kemnaker bersama Kamar Dagang dan Industri (KADIN) serta pelaku usaha memperkenalkan platform digital SIAPkerja, sebagai wadah yang mempertemukan pencari kerja dengan pemberi kerja di seluruh Indonesia. Melalui platform ini, dimana terdapat fitur-fitur pada dashboardnya seperti KarirHub, perusahaan dapat mengumumkan lowongan kerja, sementara pencari kerja dapat mengunggah lamaran dan curriculum vitae sesuai minat serta keahlian masing-masing.
Kepala Pusat Pasar Kerja Kemnaker RI, Surya Lukita, menjelaskan bahwa Sistim Informasi Pasar Kerja (SIPK) hadir sebagai solusi konkret untuk menjembatani kebutuhan antara dunia usaha dan tenaga kerja.
“Kondisi mismatch ini tidak boleh terus berlanjut. Pemberi kerja dan pencari kerja sejatinya saling membutuhkan dan harus dipertemukan melalui sebuah platform terpadu. Karena itu, Kemnaker mengembangkan platform SIAPkerja dan hari ini kami memperkenalkannya kepada para pemangku kepentingan di Aceh,” ujar Surya.
Dalam kesempatan tersebut, Wakil Ketua Umum KADIN Aceh Bidang Vokasi dan Sertifikasi, Teuku Jailani, turut menjadi narasumber dengan materi bertajuk “Kondisi Pasar Kerja Aceh: Perspektif Pemberi Kerja terhadap Kebutuhan, Tantangan, dan Peluang Penyerapan Tenaga Kerja.”
Teuku Jailani mengungkapkan bahwa tingkat penyerapan tenaga kerja di Aceh masih menjadi tantangan besar.
“Jumlah pengangguran di Aceh masih mencapai sekitar 149.000 orang dengan tingkat pengangguran terbuka (TPT) sebesar 5,50 persen pada Februari 2025. Karena itu, diperlukan lebih banyak investasi baru yang mampu membuka lapangan kerja produktif di daerah,” jelasnya.
Rakor ini juga dihadiri oleh perwakilan dari Direktorat Jenderal Binapenta Kemnaker, Dinas Pendidikan Aceh, Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh (Disnakermobduk), serta Balai Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BPVP) Banda Aceh.
Dari unsur pelaku usaha, hadir antara lain perwakilan PT Mifa Bersaudara, PT Pupuk Iskandar Muda (PIM), PT Solusi Bangun Andalas (SBA), PT Telkomsel, dan LP3I Banda Aceh, serta sejumlah akademisi dan lembaga pemerintah terkait.
KADIN Aceh menyampaikan apresiasi atas dipilihnya Aceh sebagai salah satu provinsi pelaksana kegiatan penguatan pasar kerja daerah.
“Kami mendukung penuh langkah Kemnaker dan berharap tindak lanjut berupa pendampingan teknis serta coaching clinic dapat terus dilakukan agar platform KarirHub ini berjalan efektif dan memberikan manfaat nyata bagi dunia kerja di Aceh,” Teuku Jailani menegaskan.
Sebagai mitra strategis pemerintah, KADIN Aceh menegaskan komitmennya untuk terus mendorong terciptanya ekosistem ketenagakerjaan yang sehat, produktif, dan berdaya saing. KADIN Aceh juga berkomitmen memperkuat kolaborasi lintas sektor dalam mempertemukan dunia pendidikan, pelatihan, dan industri, guna memastikan setiap tenaga kerja Aceh memiliki kompetensi yang relevan dengan kebutuhan pasar serta mampu menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi daerah, tutup Teuku Jailani [*].