Kondisi Perikanan Danau Laut Tawar Terancam Punah

Foto Dok. Pusat Riset Konservasi Gajah dan Biodiversitas Hutan Universitas Syiah Kuala.

BERITA RAKYAT ACEH l Aceh Tengah – Pusat Riset Konservasi Gajah dan Biodiversitas Hutan Universitas Syiah Kuala bersama Dinas Perikanan Aceh Tengah telah mengadakan Fokus Group Diskusi (FGD) dengan melibatkan perwakilan masyarakat sekitar Danau Laut Tawar. Diskusi ini bertujuan untuk mengatasi kekhawatiran terhadap kondisi perikanan, terutama terkait dengan dua ikan endemik yang terdapat di danau tersebut, yaitu Ikan Depik (Rasbora tawarensis) dan Ikan Kawan (Propuntius tawarensi), yang populasi mereka semakin terancam. Berbagai faktor seperti penyusutan air dan peningkatan sedimentasi di danau telah mempengaruhi kondisinya.

Selain itu, over tangkap juga menjadi masalah serius yang menyebabkan penurunan drastis jumlah ikan. Hal ini terjadi akibat penggunaan alat tangkap yang tidak ramah lingkungan seperti cangkul padang dan cangkul dedem, yang penggunaannya terus meningkat sejak tahun 2021.

Meskipun larangan penggunaan alat tangkap tersebut telah diatur dalam Peraturan Bupati, implementasinya masih menjadi tantangan karena akan berdampak pada ekonomi masyarakat lokal yang bergantung pada alat tangkap tersebut. Dalam FGD, masyarakat menyuarakan berbagai harapan, termasuk adanya manajemen terpadu untuk zona tangkap dan non tangkap, serta dukungan dalam regulasi pendaftaran nelayan untuk memastikan operasi di danau hanya dilakukan oleh masyarakat setempat.

Dr. Abdullah, M.Si, ketua PKGB, menekankan perlunya upaya perlindungan berbasis adat istiadat untuk memulihkan kondisi lingkungan. Zulfikar, riset asisten, menegaskan urgensi dukungan dari berbagai pihak untuk menjaga populasi ikan Kawan agar tetap lestari untuk generasi mendatang. Iwan Hasri, S.Pi., M.Si, Selaku Kabid Pemberdayaan dan Pengelolaan Sumberdaya Perikanan, menegaskan perlunya kolaborasi antar lembaga terkait untuk mengatasi masalah konkret di Danau Laut Tawar.

Kegiatan ini merupakan kolaborasi bersama dari PKGB USK, DKP Kabupaten Aceh Tengah, masyarakat sekitar danau, serta lembaga mitra internasional seperti Asian Species Partnership, SHOAL, IUCN Species Survival Commission (SSC), dan Syncronicity Earth dalam mendukung Kegiatan ini.

Baca Juga:  H+5 Lebaran, 10.380 Kendaraan Arus Balik Lintasi Tol Sibanceh

Hasil dari FGD ini adalah penentuan langkah optimal untuk meningkatkan populasi ikan melalui penetapan kawasan perlindungan sebagai breeding site ikan untuk restocking populasi di danau tersebut, sebagai upaya konkret dalam menjaga keberlanjutan ekosistem dan spesies di wilayah tersebut. Kerjasama dan kesadaran bersama antara masyarakat dan pemerintah diharapkan dapat menjadi fondasi yang kokoh dalam menjaga lingkungan dan keanekaragaman hayati di Danau Laut Tawar.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *