BERITA RAKYAT ACEH | Banda Aceh – Pameran Keliling Museum Aceh diselenggarakan di Gedung LP2M Ar-Raniry/Museum UIN Ar-Raniry mulai tanggal 2 hingga 6 Desember 2024. Pameran ini menampilkan berbagai koleksi bersejarah yang diharapkan dapat menarik minat mahasiswa dan masyarakat untuk lebih mengenal dan mencintai sejarah serta budaya Aceh.
Dengan tema ‘Kenali Sejarah Agar Tak Salah Melangkah’, pameran ini memberikan kesempatan bagi pengunjung untuk mempelajari berbagai jenis koleksi yang dipamerkan, yang meliputi 10 jenis koleksi utama, yakni Geologika, Biologika, Etnografika, Arkeologika, Historika, Numismatika dan Heraldika, Filologika, Keramilogika, Seni Rupa, dan Teknologika.
Pameran ini diadakan berkat kerjasama antara Museum Aceh dan Museum UIN Ar-Raniry yang telah terjalin sejak 2019. Perjanjian kerjasama antara kedua pihak tersebut telah diperpanjang beberapa kali dan terus berlanjut hingga saat ini.
Kepala UPTD Museum Aceh, Mudha Farsyah, menjelaskan bahwa pameran ini merupakan wujud dari komitmen bersama untuk mengedukasi masyarakat, khususnya mahasiswa, mengenai pentingnya sejarah dalam membangun kesadaran kolektif. “Untuk tahun ini, Museum Aceh memilih tema ‘Kenali Sejarah Agar Tak Salah Melangkah’ sebagai tagline, karena sejarah memiliki nilai yang sangat penting bagi masyarakat Aceh. Tanpa pemahaman sejarah yang baik, kita akan kehilangan arah dalam melangkah ke depan,” ungkap Mudha.
Dengan adanya pameran ini, Mudha berharap agar kegiatan semacam ini dapat terus berlangsung di UIN Ar-Raniry. Ia juga berharap agar pihak rektorat memberikan dukungan penuh terhadap upaya-upaya yang dilakukan oleh Museum Aceh. “Pak Rektor, mohon dukungannya untuk terus melaksanakan pameran bersama ini, agar generasi muda, khususnya mahasiswa, dapat mendapatkan pembelajaran yang lebih mendalam tentang sejarah. Ini adalah kali pertama Museum Aceh mengadakan pameran di Universitas UIN Ar-Raniry, dan kami berharap dukungan ini akan terus berlanjut,” jelas Mudha Farsyah.
Rektor UIN Ar-Raniry, Prof. Mujiburrahman, memberikan apresiasi yang tinggi terhadap penyelenggaraan pameran ini. Menurutnya, pameran ini merupakan bagian penting dari upaya untuk melanjutkan estafet sejarah masa lalu, di mana museum berfungsi sebagai jembatan untuk menghubungkan masa lalu dengan masa kini. “Aceh adalah salah satu daerah yang memiliki banyak manuskrip bersejarah, dan kita harus menjaga serta melestarikan warisan tersebut. Pameran ini bukan hanya untuk mengenang masa lalu, tetapi untuk mengajarkan kepada generasi muda agar lebih memahami sejarah dan menghargai peradaban yang telah ditinggalkan oleh nenek moyang kita,” kata Prof. Mujiburrahman.
Selain itu, ia menekankan pentingnya memahami dan menghargai warisan budaya sebagai batu loncatan untuk kemajuan Aceh di masa depan. “Apa yang kita warisi dari sejarah dan budaya kita adalah modal utama untuk membangun peradaban yang lebih maju dan bermartabat. Saya sangat mengapresiasi kolaborasi antara Museum Aceh dan UIN Ar-Raniry, serta kepada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh yang telah mendukung terlaksananya pameran ini,” tambah Rektor UIN Ar-Raniry tersebut.
Di tempat terpisah, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Kadisbudpar) Aceh juga menyampaikan rasa apresiasinya terhadap langkah yang diambil oleh Museum Aceh melalui pameran keliling ini. Menurut Kadisbudpar, pameran keliling merupakan bentuk konkret dari upaya pelestarian budaya yang tidak hanya berfungsi sebagai sarana hiburan, tetapi juga sebagai sarana edukasi bagi masyarakat.
“Saya berharap pameran ini tidak hanya menjadi ruang apresiasi terhadap budaya Aceh, tetapi juga dapat mendorong generasi muda untuk lebih mengenal dan mencintai identitas budaya mereka sendiri. Dengan pemahaman yang baik tentang sejarah dan budaya, kita akan dapat membangun masa depan yang lebih kuat dan bermartabat,” ujar Kadisbudpar Aceh.
Selain itu, Kadisbudpar juga menambahkan bahwa kegiatan semacam ini memiliki potensi besar untuk memperkuat sektor pariwisata budaya Aceh. “Ketika masyarakat lokal memahami dan mencintai budayanya, mereka bisa dengan bangga menceritakan cerita tersebut kepada wisatawan yang datang. Pariwisata budaya memiliki daya tarik yang unik dan harus terus kita kembangkan, karena melalui sektor ini, kita tidak hanya mengenalkan kebudayaan Aceh, tetapi juga meningkatkan perekonomian daerah,” jelasnya.
Pameran keliling ini diharapkan dapat memperluas wawasan masyarakat mengenai pentingnya menjaga dan melestarikan warisan budaya. Dengan adanya kolaborasi antara instansi pendidikan dan lembaga kebudayaan, pameran ini juga menjadi wadah yang efektif dalam memperkuat edukasi sejarah Aceh, baik di kalangan mahasiswa maupun masyarakat luas. “Melalui pameran ini, kami berharap masyarakat Aceh, khususnya generasi muda, akan semakin sadar akan pentingnya melestarikan budaya dan sejarah mereka, serta memahami bahwa peradaban Aceh yang kaya ini adalah bagian dari identitas bangsa yang perlu dijaga dan diberdayakan untuk masa depan,” tutup Kadisbudpar Aceh.(*)