Sinergi Kekuatan: Kolaborasi Interprofesional Kesehatan dalam Menghadapi Badai Serangan Jantung

Ns. Eka Tlaga Herawati, S.Kep

Saat ini, paradigma pelayanan kesehatan khususnya di rumah sakit menggunakan istilah patient centered care (PCC). Pergeseran prinsip pelayanan kesehatan dari yang bersifat provider-centered care menjadi PCC merupakan bentuk penghargaan terhadap hak pasien seperti partisipasi, akuntabilitas, tidak mendiskriminasi, transparansi, menjunjung martabat manusia, pemberdayaan, dan berdasarkan aturan hukum. PCC bertujuan agar semua pelayanan kesehatan yang diberikan di rumah sakit berorientasi pada kebutuhan pasien sesuai dengan pedoman komisi akreditasi rumah sakit. Oleh karena itu, profesional pemberi asuhan (PPA) yang terdiri dari dokter, perawat, bidan, ahli gizi, apoteker, fisioterapi, dan lain-lain harus melakukan tugas atau tupoksi yang berpusat pada kesehatan pasien. Sehingga, pelayanan Kesehatan dengan prinsip patient centered care dapat diibaratkan sebuah pelabuhan yang aman di tengah badai serangan jantung.

Para PPA sebagai nahkoda yang dengan bijak, penuh perhatian, dan empati mengarahkan kapal di tengah badai menuju pelabuhan yang aman. Di setiap langkah, PPA mendengarkan dengan seksama, memberikan rasa aman, dan memastikan setiap keputusan yang diambil selalu mendahulukan kebutuhan dan kenyamanan pasien. Dalam pelayanan kesehatan saat ini, pasien bukan sekadar penerima layanan, melainkan mitra yang dihargai, diperlakukan dengan rasa hormat, dan didukung untuk mencapai kesejahteraan terbaik. Proses melibatkan keinginan pasien semakin diterima sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan yang berkualitas. Hal ini sejalan dengan pergeseran prevalensi penyakit dan meningkatnya kompleksitas pemberian layanan kesehatan dengan berkembangnya kemajuan ilmu dan teknologi medis.

Pelaksanaan PCC yang berjalan dengan baik salah satunya didukung oleh adanya penerapan interprofesional collaboration (IPC) atau kolaborasi interprofesional yang baik. IPC adalah bentuk kemitraan antara seseorang dengan latar belakang profesi tertentu yang bekerja sama dengan profesi lainnya untuk memecahkan masalah kesehatan pasien, menyediakan pelayanan kesehatan yang optimal, dan mencapai tujuan yang. Oleh karena itu, peranan dan kontribusi dari setiap bidang profesi sangatlah penting dan sama pentingnya dalam proses ini.

Baca Juga:  Dorong SMK Hasilkan Inovasi Standar Industri, SMKN 1 Al Mubarkeya Adakan Pelatihan TeFa

Sebagai contoh, ketika terdapat seorang pasien di instalasi gawat darurat (IGD) yang diantar oleh keluarganya karena mengalami serangan jantung. Dalam hal ini, serangan jantung diibaratkan badai yang datang tanpa diduga, menghantam segala ketenangan tubuh dan hati. Di tengah badai tersebut, aliran darah yang seharusnya lancar menjadi terhambat, menyisakan rasa sakit dan ketegangan. Dalam kondisi badai yang menghantam, pasien serangan jantung harus tetap tenang dan mengikuti perawatan medis di rumah sakit untuk menuntun mereka kembali ke pelabuhan yang aman. Waktu adalah sekutu terbaik dan setiap detik yang dilewatkan bisa menjadi kunci untuk mengurangi kerusakan dan memulihkan kembali fungsi jantung. Ketekunan dalam menjalani perawatan, baik fisik maupun emosional, adalah pelita yang menerangi jalan menuju pemulihan.

Setelah pasien dikaji oleh dokter dan perawat, salah satu tatalaksana yang diputuskan adalah pasien harus segera dipasang stent atau ring. Tentu disini dokter dan perawat harus berkomunikasi dengan baik bersama dengan pasien dan keluarga pasien dalam mengambil keputusan yang paling baik. Jika pasien dan keluarga setuju, maka dokter dan perawat harus berkoordinasi dengan dokter dan perawat yang ada di laboratorium kateterisasi atau cathlab. Tidak hanya sampai disitu, pihak administrasi juga harus membuat rekam medis pasien guna memfasilitasi komunikasi antar PPA secara tertulis.

Setelah selesai dipasang ring, pasien akan dinilai kondisinya dan diobservasi di ruang rawat jantung atau Intensive Cardiology Care Unit (ICCU). Semua PPA berperan dalam perawatan pasien. Dokter sebagai ketua atau leader berperan dalam menentukan pengobatan pasien selama dirawat. Perawat berperan mengobservasi tanda-tanda vital, keluhan pasien, jumlah urin yang keluar setelah tindakan pasien, mencegah perdarahan, menangani nyeri jika pasien merasakannya dan memastikan setiap detail kondisi pasien. Apoteker juga menganalisis apakah pemberian obat-obatan sudah tepat dan apakah ada interaksi yang kurang baik antar obat. Ahli gizi datang untuk menghitung kebutuhan kalori pasien dan menanyakan alergi, makanan yang disuka dan tersedia di rumah sakit mengingat pentingnya pemenuhan nutrisi selama pemulihan pasien. Ya, semua bekerjasama dengan tupoksi dan kemampuan terbaiknya untuk menangani pasien.

Baca Juga:  Membangun Semangat Gotong Royong Antara Sekolah dan Puskesmas.

Penerapan IPC yang baik harus didukung penuh dengan dengan adanya manajer pelayanan pasien. Manajer Pelayanan Pasien (MPP) sebagai profesional di rumah sakit memiliki tugas yang lebih kompleks untuk berkoordinasi dan berkolaborasi dengan dokter, perawat, bidan, ahli gizi, apoteker, fisioterapi, manajemen rumah sakit, pasien dan keluarganya, serta pihak pembayar atau asuransi secara komprehensif.

Pelaksanaan MPP di rumah sakit dimulai dengan melakukan asesmen terhadap kebutuhan kesehatan secara bio-psiko-sosio-spiritual-kultural. Setelah itu, disusunlah perencanaan manajemen pelayanan pasien (case management plan) yang berkolaborasi dengan semua PPA, pasien dan termasuk keluarga pasien. MPP juga memfasilitasi komunikasi dan koordinasi antar PPA dalam konteks keterlibatan pasien dalam pengambilan keputusan untuk meminimalkan fragmentasi pelayanan. Edukasi dan advokasi juga diberikan kepada pasien dan keluarga untuk memaksimalkan kemampuan pasien dan keluarga dalam pengambilan keputusan terkait dengan pelayanan yang diterimanya. Tak kalah penting, MPP juga mendorong pemberian pelayanan yang memadai untuk kendali mutu dan biaya. Semua peran tersebut sesuai dengan penelitian bahwa pelayanan terintegrasi terhadap pasien yang berfokus pada patient centered care dapat berjalan sinergis apabila diimbangi dengan adanya manajemen pelayanan terintegrasi. Tentunya, peran penting MPP dapat membantu terlaksananya IPC khususnya pada pasien dengan serangan jantung.

Pasien yang telah selamat dari serangan jantung adalah seorang pejuang yang berhasil keluar dari badai yang besar. Bagaikan kapal yang berhasil menavigasi badai besar, melintasi gelombang tinggi dan angin kencang, dan akhirnya berlabuh di pelabuhan aman setelah perjalanan yang menguji ketahanan. Ya, inilah tujuan bersama dari semua PPA di rumah sakit.