BERITA RAKYAT ACEH l Banda Aceh – Keberhasilan kita mengimplementasikan shalat dalam kehidupan akan sangat berdampak bagi bangsa dan negara. Tingkat korupsi akan rendah, kebocoran uang negara bisa dihindari, dan pada akhirnya kesejahteraan masyarakat akan meningkat, angka kemiskinan akan turun, investasi pun akan berdatangan karena terbangun kepercayaan bagi pelaku dunia usaha.
Hal tersebut disampaikan Ustaz Ir Faizal Adriansyah MSi saat mengisi ceramah Peringatan Isra Mikraj 27 Rajab 1445 H/7 Februari 2024 bertajuk “Peringatan Isra Mikraj Nabi Muhammad saw sebagai Momentum Mengimplementasikan Nilai Ibadah Shalat dalam Kehidupan”. Peringatan Isra Mikraj tersebut digelar Pemerintah Aceh melalui Dinas Syariat Islam di Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh, Rabu malam, 7 Februari 2024.
Ustaz Faizal menjelaskan implementasi shalat dalam kehidupan adalah akhlak. Orang yang shalat seharusnya menjaga lingkungan bersih, indah karena sebelum shalat kita dituntut bersuci.
“Maka kalau ada orang pulang dari masjid masih membuang puntung rokok sembarangan, melempar tisu bekas, gelas air mineral sesukanya, hal ini menunjukan shalat belum terimplementasi dalam kehidupan. Demikian menerobos lampu merah di ‘traffic light’, tidak mau antri merupakan hal kecil namun menjadi bukti shalat hanya sekadar kita kerjakan tapi belum mampu ditegakan,” tuturnya.
Secara tegas Allah menyatakan bahwa orang yang shalat seharusnya tidak melakukan perbuatan keji dan munkar sebagaimana firman Allah dalam Surah Al-Ankabut ayat 45, “Sesungguhnya salat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan mungkar”.
Dalam beberapa hadist Nabi Muhammad saw mengungkapkan bahwa shalat adalah tiang agama, shalat menjadi indikator pembeda muslim dan non-muslim. Shalat adalah amalan pertama yang akan diperiksa sebelum amalan lain. Karena itu jangan sampai meninggalkan shalat lima waktu agar selamat kelak di akhirat.
Isra Mikraj
Ustaz Faizal mengatakan semua perintah ibadah yang Allah berikan disampaikan lewat perantara wahyu yang dibawa oleh malaikat Jibril. Ketika shalat diperintahkan maka Allah mengundang langsung Nabi Muhammad saw untuk menjemput perintah tersebut dalam peristiwa Isra Mikraj. “Inilah bukti bahwa shalat adalah ibadah yang sangat penting,” imbuh Ustaz Faizal.
Isra Mikraj, kelahiran Rasulullah, bi’tsah atau pelantikan Nabi Muhammad saw, dan hijrah, merupakan empat hal penting yang harus diketahui umat Islam. Tidak seperti kebanyakan mukjizat para Nabi dan Rasul lainnya, di mana mukjizat bisa disaksikan oleh yang hadir saat itu.
Mukjizat Isra Mikraj tidak ada orang yang melihat dan menyaksikannya. Mukjizat ini tidak ada orang yang melihat dan menyaksikannya.
Rasulullah hanya menceritakan apa yang telah beliau alami pada pagi hari 27 Rajab tahun ke-11 kenabian di hadapan Abu Jahal dan masyarakat Mekkah. Seusai Rasulullah menceritakan perjalanan yang beliau alami dari Masjidil Haram (Mekkah) ke Masjidil Aqsha (Palestina) dan kemudian beliau naik ke langit, maka setelah itu terjadi kegaduhan dikhalayak ramai.
Lanjut Ustaz Faizal, peristiwa Isra Mikraj diberitakan Allah salah satunya dalam Surah Al-Isra ayat 1 “Mahasuci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Mahamendengar, Mahamelihat.”
Makna Mahasuci Allah dalam awal surah tersebut menegaskan bahwa persitiwa yang Rasulullah alami adalah benar-benar terjadi. Rasulullah mengalaminya dalam keadaan sadar sebagai manusia, bukan mimpi, bukan perjalanan ruh seperti orang bersemedi.
“Para mufasir menegaskan bahwa apabila Allah mengawali ungkapan dengan “Mahasuci Allah” maka perbuatan tersebut adalah dahsyat dan hanya bisa terjadi karena kehendak Allah. Karena itu Memahami Isra dan Mikraj yang paling utama adalah dengan mengedepankan iman, karena apa yang terjadi sulit dicerna akal,” terang Ustaz Faizal.
Isra Mikraj yang terjadi pada malam 27 Rajab tahun ke-11 kenabian, saat Rasulullah berusia sekitar 51 tahun, adalah salah satu tonggak penting dalam sejarah perjalanan agama Islam. Isra Mikraj dan Hijrah adalah dua tonggak penting yang menggambarkan kebangkitan.
Isra Mikraj adalah kebangkitan secara individual dan hijrah adalah kebangkitan secara kolektif (keumatan) yang mengantar pada Fathul Makkah, di mana tegaknya nilai-nilai tauhid hingga akhirnya pada saat Rasulullah haji wada, Allah menyatakan bahwa Islam telah sempurna.
Khusyu dalam Shalat
Ustaz Adi Hidayat dalam kanal Youtube Adi Hidayat Official, menjelaskan, dasar dari shalat khusyuk dijelaskan pada Surat Al-Baqarah ayat 45 yang artinya “Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu.
“Jika Anda mendapatkan persoalan dalam hidup, terima dulu dengan sabar, karena ujian diberikan Allah untuk meningkatkan kualitas hidup, setelah itu bawa itu dalam shalat,” jelas Ustaz Adi Hidayat.
Ustaz Adi Hidayat menjelaskan shalat tidak hanya sebagai pembuktian keimanan kepada Allah, sekaligus menjadi rahmat Allah untuk mengentaskan semua persoalan hamba-Nya. Karena itu, dulu jika Nabi SAW mengalami persoalan tertentu sampai ke ulama-ulama jika punya hajat yang khusus, mereka akan shalat di luar shalat fardhu.
Orang khusyuk dalam shalat terlihat dari sebelum ia mengerjakan shalat. Surat Al-A’raf ayat 31 Allah berfirman yang artinya Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.
“Orang khusyuk itu dari pakaiannya kelihatan, disiapkan yang paling baik, yang paling baik dan layak, serta nyaman, persiapan maksimal menghadap Allah melalui shalat,” jelas Ustaz Adi Hidayat.
Kemudian, agar merasa khusyuk dalam shalat maka dirasakan bahwa boleh jadi itu shalat terakhirnya. Orang tersebut juga tidak akan membawa hal bersifat duniawi dalam shalat. Meski sebelum shalat tampak khusyuk, bisa jadi sedang shalat akan terganggu sebab pikiran tidak mengikuti bacaan yang mana setan memiliki celah, yaitu setan Khanzab ialah setan penggoda orang shalat.
Setan ini akan beraksi ketika umat muslim memulai shalatnya. “Ketika setelah shalat maka khusyuk juga terlihat dari perilaku dan perbuatan kita sehari-hari,” pungkas Ustaz Adi Hidayat.(*)